Sosok TGH Abdul Hafidz dalam pandangan TGH Abdul Warits Jurang Jaler


إنَّ في الجنَّةِ غُرفًا تُرَى ظُهورُها من بطونِها وبطونُها من ظُهورِها فقامَ أعرابيٌّ فقالَ لمن هيَ يا رسولَ اللَّهِ فقالَ لمن أطابَ الكلامَ وأطعمَ الطَّعامَ وأدامَ الصِّيامَ وصلَّى باللَّيلِ والنَّاسُ نيامٌ ( أخرجه أحمد وابن حبان والبيهقي)

Sesungguhnya di surga ada kamar-kamar, ruang luarnya dapat dilihat dari dalam, ruang dalamnya dapat dilihat dari luar. Seorang Arab Badui berdiri dan bertanya" untuk siapa wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab," bagi orang yang berkata baik, memberikan makan,selalu berpuasa, dan sholat karena Allah di waktu malam, sementara manusia sedang tidur. (HR: Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Baihaki)


Setiap hadits ini dibacakan, teringatlah sosok TGH. Abdul Waris Jurang Jaler dari Praya, Lombom Tengah. Pasalnya, ia kerap menyetir hadits tersebut dalam setiap ceramah dan pengajiannya. Hadits itu dibacakan juga saat peringatan Haul TGH. Abdul Hafidz Sulaiman pada tahun 1998.


Hadits tersebut begitu mengena di hati TGH. Abdul Waris Jurang Jaler karena tepat menggambarkan sosok gurunya yang selalu berkata baik, suka memberi makanan, berpuasa, dan tentu, sholat malam yang selalu dikerjakan meski dalam keadaan sakit. Ia menyetir hadits ini untuk menggambarkan kerinduannya berkumpul di surga dengan sang guru nanti, dengan orang-orang yang selalu berbuat karena Allah SWT, menjalin silaturrahmi di dunia. Berharap tetap berhubungan di Akhirat, menikmati surga atas hasil pengabdian dan ibadah selama di dunia, diantara kerinduannya berkumpul dengan Rasulullah SAW dan guru yang telah mendidiknya selama menimba ilmu dikediri. Hal itu yang dinyatakannya saat memperkenalkan kebaikan gurunya pada acara haul, mengenang kebaikan, dan selalu memegang teguh ajaran Islam yang diajarkan sang guru.


Nama tgh. Abdul Waris tidak asing bagi masyarakat Islam di Pulau Lombok, khususnya masyarakat Lombok Tengah. Jangkauan pengajian di sebaran murid pesantren yang diasuhnya menyebar di seluruh Lombok. Gelar tuan guru yang disandangnya punya pendirian Pondok Pesantren di dapat dari sang guru memiliki hati dan bening, pemilik telaga ilmu nan jernih serta luas, yaitu TGH. Abdul Hafidz Sulaiman Kediri.


TGH. Abdul Warits kini telah menyusul sang guru ke hadapan Allah untuk bersama-sama -Insya-Allah- dalam surga, saling bercerita dan bersenang-senang di sana, menikmati indahnya nikmat alam barzakh. Ini sesuai isi hadits yang kerap disampaikan TGH. Abdul Warits dalam pengajian dan ceramahnya. Di antara isi hadits tersebut adalah, penghuni surga saling mengunjungi karena di dunia, mereka bersilaturahmi dan berziarah di antara sesama.


Tidak hanya mendirikan pondok pesantren, TGH. Abdul Warits juga mempersiapkan penerus untuk mengembangkan pesantren tersebut, dan melanjutkan pengajian-pengajian yang selama ini diasuhnya. Penggantinya adalah putranya sendiri bernama Juaini yang kini bergelar Tuan Guru. Sosok Juaini yang sederhana, bersahaja, dan tawadhu' adalah keberhasilan TGH. Abdul Warits dalam mewariskan ilmu agama kepada anak-anaknya, sehingga mereka menjelma menjadi alim dan panutan masyarakat.


Untuk keberlangsungan pewarisan ilmu dan estafet dakwah, TGH. Abdul Warits tidak hanya melakukan regenerasi. Namun, ia juga menyediakan wadah bagi putra-putrinya mengaplikasikan dan mempraktikkan ilmu yang sudah dipelajarinya, baik dari hasil pengajaran sendiri ataupun mengirim anak-anak ke Timur Tengah untuk mematangkan ilmu yang sudah dimiliki. Wadah itu adalah berdirinya Pondok Pesantren buatannya yang diberi nama Pondok Pesantren As-sunah.


Tampilnya Tuan Guru Juaini sebagai pengganti orang tua menjadi salah satu berita baik bagi masyarakat Lombok Tengah. Ia juga menjadi jaminan bahwa proses pengaliran ilmu bening itu terus berjalan dan tetap jernih.


Apa yang menjadi mimpi dan harapan TGH. Majmuk Jurang Jaler telah tercapai dengan munculnya cucu, yang mungkin tidak pernah dilihatnya semasa hidup. Sebab, cucu tersebut telah menjadi sosok Tuan Guru muda yang sedang melanjutkan estafet ilmu agama yang telah dibangun oleh kakek dan ayahnya. Betapa harapan dan doa dibalut dalam tabur Ilahi yang kuat dan terajut indah. Semua yang sebelum hanya dalam angan-angan dan doa penuh harap kini nyata. Subhanallah

Bagikan