MARS YPP. SELAPARANG
2025-06-18 04:16:32
==========================
Oleh:
M. Rusli Nasir (Kepala MA NW Selaparang)
Ada satu pertanyaan yang pernah dilontarkan teman,
"Mengapa kalau Nabi Muhammad saw. yang dirayakan hanya maulid beliau, sementara kalau umatnya yang dirayakan justru hari wafatnya, dalam bentuk (salah satu) berupa haul?"
Jawaban guru saya, "Kalau Nabi Muhammad saw. lahirnya sudah jelas membawa kebaikan, bahkan menjadi 'rahmatan lil alamin'. Sedangkan umat beliau, kelahirannya belum jelas (akan berbuat) kebaikan apa/di mana semasa hidup, sehingga orang yang baik (saleh) itu dihaulkan untuk diambil atau ditiru teladan kesalehannya."
Dari jawaban Ustaz saya tersebut, terlihat jelas esensi dari peringatan haul, yakni supaya kita yang hidup bisa meniru, mengambil atau meniti jalan kesalehan yang sama dengan almarhum yang dihaulkan. Kita yang hidup menghidupkan kembali laku dan cara kesalehannya.
Ternyata, esensi haul yang disampaikan guru saya tersebut sesuai dengan penegasan Imam Ibnu Hajar. "Memperingati hari wafat para wali dan para ulama (salah satunya dalam bentuk haul) adalah termasuk amal yang tidak dilarang agama." Tulis beliau dalam Fatawa al-Kubra jilid II.
Mengapa bisa demikian?
Hal ini tidak lain --lanjutnya,-- adalah karena peringatan haul itu biasanya mengandung (sedikitnya) tiga hal yang dianjurkan agama, yaitu: (1). Ziarah kubur; (2). Sedekah makanan dan minuman; dan (3). Ada rangkaian acara selawatan, baca quran dan pengajian berisikan nasihat agama. Ketiga-tiganya bagian dari (sunnah) anjuran dalam Islam. Adakah yang keliru? Tentu, tidak!
Bahkan, selain tiga hal tersebut, kata Ibnu Hajar-- pada momen haul juga ada pembacaan manaqib (biografi) orang saleh yang dihaulkan. Cara ini tentu jalan yang sangat baik, untuk mendorong dan membangun motivasi kesalehan generasi, dengan bercermin pada kesalehan almarhum yang dihaulkan.
Sehingga, dengan perayaan haul ini, kita ingin menegaskan, bahwa jasad boleh saja tertimbun tanah, namun nilai-nilai kesalehan dan keteladan, senantiasa bisa dipetik oleh generasi demi generasi berikutnya.
Dalam konteks Peringatan Haul Syekh TGH. Abdul Hafidz Sulaiman (Pendiri Pondok Pesantren Selaparang), kita datang haul lantas dapat apa?
Pertama, kita bisa mendapat kesempatan melaksanakan tiga sunnah yang disebutkan Ibnu Hajar dalam kitabnya, yakni kita bisa berziarah makam Sang Pendiri, menerima (memberi) jamuan makan, zikiran, selawatan, hiziban, khataman, hingga pengajian agama dan manaqiban.
Semua ini adalah oleh-oleh murah meriah tapi insyaallah berlimpah berkah. Pasalnya, semua itu adalah amalan sunnah. Obat berkah bagi zahir dan batin. Seluruh untaian kalimat bacaan dan bahkan sesuap jamuan yang dinikmati, menjadi satu nikmat tak terkira.
Kedua, Haul Syekh TGH. Abdul Hafidz ini akan menjadi Momen Silaturrahim Akbar bagi para alumni, antar alumni, antara alumni dan guru, antara alumni dengan jemaah dari al-Magfurulah. Bukankah silaturrahim anjuran agama? Iya. Bahkan, ia menjadi wasilah rezeki berlimpah dan usia dipanjangkan.
Momen haul ini juga, saya yakini bisa menjadi obat pelipur rindu bagi alumni yang bertahun-tahun tak sempat bersua teman (alumni) lama.
Ketiga, Haul al-Magfurulah menjadi momentum merefresh kecintaan kita selaku murid kepada Sang Guru dan sebagai alumni kepada almamaternya.
Sang Maha Guru dengan karyanya Pondok Pesantren Selaparang telah memberikan cintanya untuk semua murid dan alumni tanpa terkecuali. Cinta sejatinya tak bisa dijual ataupun dibeli. Semua tercurah murni. Lantas, adakah kita rela cinta Sang Maha Guru dibiarkan bertepuk sebelah tangan? tentu tidak!
Pembuktiannya pada momen Haul al-Magfurulah ini. Haul untuk kita lebih ingat Sang Guru. Haul momen kita lebih ingat almamater. Haul momen kita tumpah rindu. Haul jalan bukti bakti sebagai orang yang pernah berguru. Haul adalah jalan akhlak dan suluk sufi.
Simpulannya, oleh-oleh yang bisa diperoleh pada haul besok, yakni kita bisa melaksanakan sunnah, bisa berjumpa (silaturrahim) alumni dan memberi bukti bakti kepada Sang Guru (sebagai buah berkah).
Mari kita ramaikan dan sukses Haul ke-40 Syekh TGH Abdul Hafidz Sulaiman pada 6 Desember 2023.
Mari kita banjiri Kediri Kota Santri...
Mari bawa INFAQ TERBAIK KITA, keluarga, kerabat dan jemaah untuk meneguk kebeningan ilmu di Pondok Pesantren Selaparang Muara Keberkatan, Akhlak dan Ilmu Bening.
Pancor, 11 Nopember 2023.
Watch on YouTube:
https://youtu.be/o2llhNu0cxM?si=7B36DTLvX-66mVHJ